Ahad 17 May 2020 19:49 WIB

Pemkot Surabaya akan Gelar Tes Cepat Covid-19 Massal

Tes cepat Covid-19 akan digelar di daerah yang dinilai rawan di Surabaya.

Red: Nur Aini
Petugas melakukan pemeriksaan cepat COVID-19 (Rapid Test) kepada warga yang terjaring razia di Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/5/2020). Sejumlah orang yang melanggar pembatasan aktivitas malam hari itu menjalani rapid test COVID-19 serta pemeriksaan lebih lanjut setelah terjaring razia yang digelar oleh pihak kepolisian
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas melakukan pemeriksaan cepat COVID-19 (Rapid Test) kepada warga yang terjaring razia di Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/5/2020). Sejumlah orang yang melanggar pembatasan aktivitas malam hari itu menjalani rapid test COVID-19 serta pemeriksaan lebih lanjut setelah terjaring razia yang digelar oleh pihak kepolisian

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya akan menggelar rapid test atau tes cepat Covid-19 secara massal setelah menerima bantuan ribuan alat kesehatan dari Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI untuk penanganan Covid-19 di ibu kota Provinsi Jatim itu.

"Nanti kita akan rapid test di beberapa tempat," ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menerima bantuan ribuan alkes di Balai Kota Surabaya, Ahad (17/5).

Baca Juga

Wali Kota Risma mengatakan untuk alat rapid test bakal segera didistribusikan ke daerah-daerah yang dinilai rawan Covid-19. Ia mengaku mempunyai peta sebaran Covid-19 di beberapa wilayah Surabaya mulai dari nama maupun alamat tempat tinggalnya.

"Jadi kita sudah punya petanya, kan kita sudah tahu pasiennya, alamatnya di mana. Maka kita dorong yang daerah-daerah rawan, yang terutama tingkat pandeminya tinggi itu kita rapid test dulu. Nanti jika hasilnya reaktif, maka kita langsung swab," katanya.

Namun begitu, kata dia, jika setelah dilakukan swab hasilnya negatif, maka orang tersebut akan dilakukan isolasi selama 14 hari. Akan tetapi, jika pemeriksaan swab hasilnya positif, maka dia langsung dikirim ke rumah sakit rujukan untuk dilakukan perawatan intensif.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengatakan rapid test telah dilakukan di beberapa tempat. Namun, kata dia, ketika lokasi yang diketahui pandeminya kecil, saat dilakukan rapid test hasilnya memang kecil. "Jadi itu memang menggambarkan kondisinya. Setelah itu kita juga lakukan rapid test di beberapa pasar di seluruh Surabaya dan beberapa tempat yang kita anggap rawan," katanya.

Menurutnya, meski hasil rapid test dinyatakan reaktif, namun belum tentu orang tersebut positif Covid-19. Karenanya, setelah dinyatakan reaktif, maka orang tersebut selanjutnya dilakukan pemeriksaan swab untuk memastikan apakah orang itu positif Covid-19 atau tidak.

"Kita swab sudah sekitar 800 sekian. Kalau untuk rapid test kita sudah 10 ribu sekian per hari ini, tapi untuk yang reaktif sekitar 1.000 sekian, jadi sekitar 10 persen. Nah, dari situ kemudian kita swab," ujarnya.

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M. Fikser mengatakan bantuan alkes yang diterima dari Kemenko Kemaritiman dan Investasi ini segera didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.

"Alkes ini kita langsung salurkan sesuai dengan kebutuhan, sedangkan untuk alat rapid test kita gunakan ketika di lapangan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement