Cerita Muslim Jerman, Puasa Ramadhan dan Netflix

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah

Jumat 15 May 2020 22:06 WIB

Cerita Muslim Jerman, Puasa Ramadhan dan Netflix. Sebuah hidangan berbuka puasa Ramadhan di salah satu keluarga Muslim di Jerman. Foto: Deutsche Welle/Christoph Strack Cerita Muslim Jerman, Puasa Ramadhan dan Netflix. Sebuah hidangan berbuka puasa Ramadhan di salah satu keluarga Muslim di Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pandemi virus corona telah memaksa umat Islam menyesuaikan diri dengan bagaimana cara mereka menjalani Ramadhan. Seperti umat Muslim di belahan dunia lainnya, Muslim di Jerman pun harus menerima keadaan menjalani Ramadhan yang berbeda tahun ini.

Cerita bagaimana Muslim di Jerman menjalani Ramadhan di tengah pandemi ini ditulis oleh seorang wartawan situs berita Jerman DW, Christoph Strack. Ia bergabung dengan sebuah keluarga Muslim di Berlin dalam sebuah acara buka puasa.

Baca Juga

Strack ikut berbuka puasa dengan keluarga Suleyman Bag di Berlin. Hidangan masakan yang disajikan diungkapkannya memang sederhana, namun lezat. Seperti halnya berbagai pertemuan sosial dan keagamaan di Jerman, iftar (buka puasa) kali ini juga terasa berbeda bagi keluarga Bag.

Dalam percakapan antara Strack dan keluarga Muslim tersebut, sang ayah, Bag, mengatakan merayakan iftar dengan keluarga begitu penting. Biasanya, momen iftar adalah kesempatan bertemu orang-orang.

Biasanya, Bag mengatakan keluarga akan kedatangan tamu untuk berbuka puasa bersama setidaknya sekali dalam sepekan. Pada waktu berbuka puasa lainnya, mereka akan diundang berbuka puasa dengan teman-teman.

"Satu atau dua malam kemudian mereka akan mengunjungi pusat komunitas atau kegiatan buka puasa bersama. Sayangnya, tidak ada yang terjadi pada tahun ini," kata pria berusia 52 tahun itu, dilansir di Deutsche Welle, Kamis (14/5).

Tradisi berbuka puasa di saat wabah Covid-19 melanda diakui Bag sangat menyedihkan. Sebab, karena kondisi seperti ini mereka tidak bisa mengundang tamu. Namun, di sisi lain, menurutnya, mereka memiliki keluarga sehingga, orang-orang bisa merasakan kebersamaan di tengah kesendirian.

"Mungkin kita akan menyimpan kenangan istimewa tentang hidangan berbuka puasa ini. Anda satu-satunya tamu kami selama empat pekan ini," kata Bag kepada Strack.

Tahun ini, Suleyman Bag, istrinya Lutfiye, putra mereka Selim (20 tahun) dan Enes (21), serta putrinya Rumeysa (25), menghabiskan hampir sepanjang hari di rumah setiap hari. Bahkan, mereka tidak bisa pergi ke masjid seperti biasanya.

Keluarga Bag lantas menceritakan tentang rutinitas puasa mereka kepada Strack. Enes menceritakan, mereka bangun untuk sahur dan tidak lama setelah pukul 03.00 dini hari, mereka melaksanakan sholat subuh, kemudian kembali tidur sebentar. Selanjutnya, mereka berpuasa dari mulai waktu subuh hingga terbenam matahari di waktu magrib.