Jumat 15 May 2020 18:24 WIB

Palestina Sebut tak Ada Kasus Positif Covid-19 Baru

Total positif Covid-19 di Palestina sebanyak 548 kasus.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Total positif Covid-19 di Palestina sebanyak 548 kasus.Virus Corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Total positif Covid-19 di Palestina sebanyak 548 kasus.Virus Corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Palestina mengklaim tidak ada kasus infeksi virus corona atau Covid-19 yang baru di wilayahnya. 

Menteri Kesehatan Palestina, Mai Alkaila, menyatakan tidak ada kasus virus corona baru yang dilaporkan di Palestina pada Kamis (14/5) waktu setempat, seperti dilansir dari Wafa, Jumat (15/5).

Baca Juga

Kondisi tersebut, jelas Alkaila, karena lima pasien corona di Yerusalem Timur yang diduduki kini telah pulih. Dia juga menambahkan, total kasus corona di Palestina yakni 548 yang meliputi Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. Sementara jumlah pemulihannya telah mencapai 426 atau 77,7 persen dari kasus yang tercatat.

Alkaila mengatakan, 118 kasus tetap aktif, termasuk 55 kasus di Yerusalem Timur, enam di Jalur Gaza dan sisanya di Tepi Barat, terutama di Distrik Hebron dengan 24 kasus, 17 di desa-desa distrik Yerusalem di bawah pemerintahan Otoritas Palestina, dan 13 di Ramallah distrik. Tidak ada pasien dalam perawatan intensif.

Palestina telah resmi memperpanjang pemberlakuan masa tanggap darurat selama sebulan di tengah pandemi wabah virus corona atau Covid-19. 

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pun telah menyepakati untuk memperpanjang keadaan darurat negara itu pada 4 Mei lalu.

Dengan demikian, masa pemberlakuan lockdown atau karantina nasional di Palestina diperpanjang untuk ketiga kalinya. Kali ini, lockdown diberlakukan selama sebulan yang dimulai pada 5 Mei. 

Pemerintah Palestina pada awalnya mengumumkan lockdown selama 30 hari pada 6 Maret lalu.

Pada tahun ini warga Palestina menyambut Ramadhan dengan kesedihan serta kesunyian karena pembatasan dan meningkatnya kesengsaraan ekonomi akibat pandemi virus corona. 

Otoritas setempat telah melarang sholat berjamaah di Masjid Al Aqsa dan Dome of The Rock yang merupakan tempat suci ketiga bagi umat Islam.

Pemerintah Palestina telah memerintahkan untuk menutup sekolah, ruang pernikahan, restoran, dan masjid selama pandemi. 

Penutupan bertujuan untuk mencegah penyebaran virus. Di sisi lain, puluhan ribu warga Palestina menjadi pengangguran akibat penutupan tersebut. Dampak ekonomi ini sangat mereka rasakan ketika Ramadhan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement