Selasa 12 May 2020 23:35 WIB

50 Persen Pasien Covid-19 Papua Barat tanpa Gejala

Pasien sembuh di Manokwari berasal dari kelompok OTG.

50 Persen Pasien Covid-19 Papua Barat tanpa Gejala. Petugas kesehatan meninjau tempat karantina Pasien Orang Tanpa gejala (OTG) COVID-19, di Balai Diklat Kampung Salak, Kota Sorong, Papua Barat, Senin (11/5/2020). Papua Barat memperpanjang masa tanggap darurat penanggulangan wabah COVID-19, setelah wilayah tersebut menunjukan penambahan signifikan pasien positif hingga hari ini, Senin (11/5/2020) mencapai 70 orang, 2 orang dinyatakan sembuh dan 1 orang meninggal dunia
Foto: Antara/Olha Mulalinda
50 Persen Pasien Covid-19 Papua Barat tanpa Gejala. Petugas kesehatan meninjau tempat karantina Pasien Orang Tanpa gejala (OTG) COVID-19, di Balai Diklat Kampung Salak, Kota Sorong, Papua Barat, Senin (11/5/2020). Papua Barat memperpanjang masa tanggap darurat penanggulangan wabah COVID-19, setelah wilayah tersebut menunjukan penambahan signifikan pasien positif hingga hari ini, Senin (11/5/2020) mencapai 70 orang, 2 orang dinyatakan sembuh dan 1 orang meninggal dunia

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Lebih dari 50 persen pasien positif corona (Covid-19) di Provinsi Papua Barat tidak mengalami gejala. Juru Bicara Pemprov Papua Barat pada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Arnoldus Tiniap menyebutkan jumlah pasien positif dari kelompok orang tanpa gejala di provinsi tersebut cukup banyak.

Saat ini, jumlah orang terpapar Covid-19 di Papua Barat mencapai 70 orang. Mereka tersebar di tujuh daerah, yakni Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Raja Ampat, Teluk Bintuni, Manokwari, Manokwari Selatan serta Fakfak.

Baca Juga

Menurut Tiniap, pasien positif dari kelompok OTG jumlahnya lebih dari 50 persen. Rata-rata mereka memiliki riwayat kontak dekat dengan pasien positif sebelumnya.

"Berdasarkan pemeriksaan swab pasien dari OTG ini menunjukan hasil positif. Secara fisik rata-rata tidak menunjukan keluhan atau gejala sama sekali. Dengan kondisi prosentase kesembuhan mereka lebih besar," ucap Arnoldus, Selasa (12/5).

Ia bersyukur, sudah ada dua pasien positif di Papua Barat yang berhasil sembuh. Ia berharap, mereka bisa memotivasi pasien lain yang saat ini masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun di Faskes Karantina.

"Pasien sembuh di Manokwari berasal dari kelompok OTG. Terbukti dia bisa sembuh, karena sejak awal kondisi kesehatannya baik, tidak mengalami gejala dan prognosisnya bagus," katanya.

Arnoldus mengungkapkan, penanganan Covid-19 di Papua Barat masih terkendala masalah akses pengiriman spesimen/sampel swab. Mengingat seluruh sampel harus dikirim ke luar seperti ke Makassar, Jayapura dan Jakarta.

Jika hasil pemeriksaan swab diketahui lebih cepat, Ia yakin penanganan pasien Covid-19 di daerah tersebut juga bisa berlangsung lebih cepat.

"Contoh seperti pasien yang sembuh di Manokwari kemarin. Dia menjalani perawatan di Faskes karantina rumah sakit provinsi selama 24 hari. Kalau tidak ada kendala masalah akses pengiriman swab tentu akan lebih cepat dia keluar rumah sakit," ujarnya.

Pihaknya sedang berupaya, empat alat PCR di provinsi ini bisa segera dioperasikan seluruhnya. Masing-masing, satu di Kota Sorong, satu di Teluk Bintuni dan dua di Manokwari.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement