Monday, 27 Syawwal 1445 / 06 May 2024

Monday, 27 Syawwal 1445 / 06 May 2024

Pemerintah Diminta Penuhi Target 10 Ribu Tes Covid per Hari

Selasa 12 May 2020 02:20 WIB

Rep: Febryan A/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Keluarga Besar Polri menggelar rapid test di Lapangan Kantor Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (6/5). Bamsoet sebut sedikitnya tes per hari akan sulitkan penilaian tingkat penyebaran

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Keluarga Besar Polri menggelar rapid test di Lapangan Kantor Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (6/5). Bamsoet sebut sedikitnya tes per hari akan sulitkan penilaian tingkat penyebaran

Foto: Dok. MPR RI
Bamsoet sebut sedikitnya tes per hari akan sulitkan penilaian tingkat penyebaran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah meningkatkan jumlah pemeriksaan kasus Covid-19 sesuai dengan yang telah ditetapkan. Sebab, jumlah pemeriksaan harian tertinggi baru mencapai 7.000. Masih jauh di bawah target 10.000 per hari.

"Pemeriksaan terbanyak saat ini yaitu pada tanggal 11 April dan 9 Mei 2020 yang masing-masing baru mencapai 7.000 pemeriksaan," kata Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/5).

Bamsoet menjelaskan, kurangnya pemeriksaan ditambah lamanya proses pelaporan hasil uji laboratorium, telah mengakibatkan keterlambatan pelaporan kasus. "Sehingga menyulitkan untuk menilai tingkat penyebaran yang riil di lapangan," katanya.

Ia juga mengingatkan soal kurva jumlah kasus Covid-19. Ia berharap pemerintah tak tergesa-gesa menyampaikan bahwa kurva telah melandai. Sebab, butuh data yang riil dan komprehensif untuk menyatakan persoalan ini.

Sedangkan data yang ada kini, menurut Bamsoet, bukanlah data terbaru. Sebab, rata-rata butuh seminggu hingga dua minggu untuk mengetahui hasil pemeriksaan Covid-19. Walhasil, datanya "terlambat dari kasus infeksinya."

Bamsoet juga menyoroti soal banyak korban jiwa yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP). Jumlah korban jiwa dari dua kategori ini, kata dia, mencapai tiga kali lipat dari korban jiwa yang sudah dinyatakan positif Covid-19.

"Mendorong pemerintah, dalam hal ini Gugud Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19, agar segera melakukan evaluasi terkait sistem pemeriksaan dan tes Covid-19," kata Politisi Golkar itu.

Pemeriksaan dengan polymerase chain reaction/PCR harus semakin dioptimalkan. Salah satunya dengan terus melatih tenaga medis dalam menggunakan alat tersebut.

Lalu, ia juga meningkatkan soal transparansi data. Ia berharap agar data yang akurat selalu disampaikan pemerintah sehingga penanganan bisa dilakukan secara tepat.

Berdasarkan data pemerintah per Ahad (10/5), jumlah positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 14.023 kasus. Sebanyak 2.698 di antaranya berhasil sembuh. Sedangkan 973 lainnya meninggal dunia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler