Warga Kenya Nekat ke Somalia demi Sholat Tarawih

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 06 May 2020 04:50 WIB

Warga Kenya Nekat ke Somalia demi Sholat Tarawih. Muslim Kenya saat beribadah. Foto: biyokulule.com Warga Kenya Nekat ke Somalia demi Sholat Tarawih. Muslim Kenya saat beribadah.

REPUBLIKA.CO.ID, KENYA -- Rumah ibadah di Somalia masih dibuka untuk melakukan ibadah selama pandemi virus corona. Bahkan, sejumlah penduduk dari Kabupaten Mandera, Kenya menyelinap ke Somalia untuk melakukan sholat tarawih selama Ramadhan.

Padahal, berdasarkan data yang dimiliki pemerintah Somalia, negara tersebut telah memiliki kasus warga terkonfirmasi positif virus corona sebanyak 671 kasus. Sebanyak 31 kasus warga meninggal akibat virus tersebut.

Baca Juga

Dilansir di All Africa, Senin (4/5), menurut pemerintah setempat, terdapat laporan dua kasus virus corona yang berasal dari Somalia tejadi di Kota Wajir dan Garissa, Kenya. Dua pedagang dari Kota Garissa, Kenya diketahui telah melakukan perjalanan ke Somalia untuk berdagang ternak. Mereka akhirnya dicegat oleh petugas yang berjaga di Diff, perbatasan Kenya dan Somalia saat akan kembali ke Kenya.

Kenya memiliki wilayah perbatasan dengan Somalia yang terbentang cukup panjang. Akibatnya, aparat kepolisian dan tim pengawasan kesehatan sulit melacak warga yang baru datang di wilayah tersebut.

Komisaris Kabupaten Mandera, Kenya, Onesmus Kyatha mengatakan, warga yang ditemukan menyelinap ke Somalia untuk sholat akan diwajibkan melakukan karantina. Selain itu, mereka juga akan dituntut sesuai hukum yang berlaku di sana.

“Kami memiliki informasi beberapa warga Mandera telah menyeberang ke Somalia untuk sholat di masjid-masjid di sana. Kami telah mengaktifkan operasi keamanan kami, dan siapa pun yang ditemukan (menyelinap) akan ditangkap dan dituntut setelah menyelesaikan karantina 14 hari,” kata Kyatha, Selasa (5/5).

Kyatha pun meminta para imam dan syekh di masing-masing masjid memastikan arahan dari pemerintah telah dipatuhi. Sebab, Kabupaten Wajir, Kabupaten Mandera, dan Garissa berisiko tinggi untuk tertular virus corona dari Somalia.

Gubernur Kota Wajir, Mohamed Abdi menuturkan, telah mengirim tim tenaga kesehatan ke sejumlah perbatasan Kenya-Somalia, seperti Diff, Dadajabula, dan kota-kota lainnya untuk mengantisipasi pergerakan warga dan menyemprot berbagai tempat umum dengan disinfektan. Abdi juga mengeluarkan perintah menutup sementara Kota Diff sejak tanggal 3 Mei 2020 hingga 14 hari ke depan.

Tidak hanya itu, Abdi pun menutup sementara pasar ternak Diff dan Dagahaley. Ia juga menangguhkan layanan rawat jalan di rumah sakit rujukan Wajir hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Pemerintah Kabupaten Garissa juga melakukan hal yang sama. Mereka segera menutup pasar ternak Dagahaley di Dadaab pada Ahad (3/5). Hal itu dilakukan setelah terdapat laporan yang terkonfirmasi mengenai penyebaran virus corona di Wajir.

“Penutupan ini diinformasikan berdasarkan tingkat risiko pasar, karena pedagang diketahui melintasi perbatasan ke Somalia untuk mendapatkan stok (dagangan),” kata Eksekutif Kesehatan Kabupaten Garissa, Ahmednadir Omar Sheikh.