5 Tips Puasa Antilemas Ala Dokter Kreator Tiktok

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda

Senin 04 May 2020 11:51 WIB

Agar tak lemas saat berpuasa, cobalah untuk mempertahankan gaya hidup aktif, seperti dengan berolahraga 30 menit sebelum berbuka puasa. Foto: Antara/Zabur Karuru Agar tak lemas saat berpuasa, cobalah untuk mempertahankan gaya hidup aktif, seperti dengan berolahraga 30 menit sebelum berbuka puasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Merasa lemas dan cepat mengantuk mungkin menjadi keluhan yang kerap dirasakan sebagian orang saat berpuasa. Keluhan-keluhan seperti ini saat berpuasa sebenarnya dapat dihindari dengan cara yang sederhana.

Dokter sekaligus kreator aktif di Tiktok Dion Haryadi merupakan salah satu sosok yang kerap membagikan tips berpuasa sehat. Tips-tips berpuasa sehat ini biasanya dia bagikan melalui akun Tiktok pribadinya.

Baca Juga

Dion memilih Tiktok sebagai platform edukasi kepada masyarakat karena saat ini kebanyakan orang lebih menyukai konten yang singkat. Di sisi lain, Tiktok menyediakan beragam editing tools yang lengkap untuk membuat konten menarik dengan mudah dan sederhana.

"Hal ini juga mendukung saya untuk menyebarkan hal-hal positif, salah satunya tips menjaga kesehatan di bulan puasa ini," jelas Dion dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Terkait menjaga tubuh tetap segar dan tidak lemas selama berpuasa, Dion memberikan lima tips kepada masyarakat. Berikut ini adalah kelima tips tersebut.

Ciptakan kebiasaan baik

Dion mengatakan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk membangun kebiasaan baik dengan target yang jelas dan perencanaan yang matang. Sebagai contoh, momen Ramadhan ini bisa digunakan untuk mengurangi konsumsi minuman manis. Dari yang sebelumnya kerap minum minuman manis satu kali per hari misalnya, dikurangi menjadi dua kali per pekan.

Jangan langsung makan berat saat berbuka

Saat menjalankan ibadah puasa, frekuensi makan dalam satu hari otomatis akan berkurang. Kondisi ini sebenarnya bisa membantu proses penurunan berat badan bagi orang-orang yang kelebihan berat badan.

Hanya saja, ada orang yang cenderung "balas dendam" ketika berbuka puasa. Tak sedikit yang langsung berbuka puasa dengan makanan berat dan dalam jumlah banyak.

Kebiasaan seperti ini sebaiknya dihindari. Saat berbuka, sebaiknya diawali dengan minum air putih dan menyantap buah berserat tinggi seperti kurma untuk mengembalikan kadar gula darah.

Mengatur porsi makan

Selama menjalani puasa, tubuh tetap perlu mendapatkan beragam asupan gizi. Hal ini bisa diraih dengan mengatur porsi dan proporsi makanan di saat sahur dan berbuka.

Caranya, bagi satu piring makan menjadi enam bagian. Isi dua bagian dengan karbohidrat dan satu bagian dengan sumber protein atau lauk-pauk seperti daging, ikan atau ayam. Dua bagian lainnya dapat diisi dengan sayur-sayuran dan satu bagian sisanya dapat diisi dengan buah.

Hindari sahur dengan makanan berindeks glikemik tinggi

Saat sahur, sebaiknya hindari makanan dengan indeks glikemik yang terlalu tinggi. Hal ini bertujuan utnuk menghindari penurunan kadar gula di dalam tubuh yang drastis. Beberapa contoh makanan dengan indeks glikemik yang rendah adalah daging dan sayuran.

Jangan mager

Puasa Ramadhan kali ini dihadapkan dengan situasi yang berbeda, yaitu pandemi Covid-19. Sebagian besar orang menjalani ibadah puasa dengan memusatkan beragam aktivitasnya di rumah karena adanya anjuran jaga jarak fisik.

Akan tetapi, kondisi ini bukan menjadi alasan untuk tidak bergerak aktif. Selama pandemi Covid-19 ini, masyarakat justru perlu lebih memerhatikan aktivitas fisik, meskipun hanya sekedar berjalan-jalan di dalam rumah atau membersihkan kamar.

Dion mengatakan, olahraga bisa dilakukan sekitar 30 menit sebelum berbuka puasa. Olahraga juga bisa dilakukan dua sampai tiga jam setelah berbuka puasa dengan makanan berat. Jenis olahraga yang dilakukan tak perlu olahraga berintensitas berat. Dion menilai cukup lakukan olahraga berintensitas rendah yang sesuai dengan kemampuan masing-masing.