Majelis Mohamed Bin Zayed Gelar Kajian Virtual Pertama

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 30 Apr 2020 07:41 WIB

Majelis Mohamed bin Zayed Gelar Kajian Virtual Pertama. Burj Khalifa di Dubai, gedung tertinggi di dunia. Foto: Pikrepo Majelis Mohamed bin Zayed Gelar Kajian Virtual Pertama. Burj Khalifa di Dubai, gedung tertinggi di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Majlis Mohamed bin Zayed meluncurkan seri kuliah Ramadhan pertamanya, Rabu (29/4). Tayangan kajian dengan konsep virtual baru ini disiarkan di saluran TV Al Emarat.

Ceramah pertama dipimpin oleh Direktur Eksekutif Urusan Islam di Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf, Omar Habtoor al-Darei. Ia membawakan ceramah singkat yang diikuti dengan diskusi langsung bersama Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Yang Mulia Syekh Mohamed bin Zayed al-Nahyan, serta pejabat lainnya. Nantinya episode ini akan diunggah di Youtube.

Baca Juga

Majlis Mohamed bin Zayed adalah forum yang menampung para pemimpin terkemuka, ilmuwan, pemikir, cendekiawan, dan anggota masyarakat untuk terlibat dalam dialog dan debat agar berkontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai isu yang berdampak kepada masyarakat maupun kehidupan manusia. Tahun ini, karena keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disaksikan dunia, majlis melanjutkan pertemuan dalam format baru. Tayangan khusus ini disiarkan setiap pekan selama bulan Ramadhan.

Majlis Mohamed bin Zayed mengundang seluruh komunitas untuk berpartisipasi dan terlibat dengan topik yang dibagikan secara virtual. Episode pertama dari tayangan ini berjudul "Nilai-Nilai Kita, Langkah Kita ke Depan". Tayangan ini dimulai dengan sebuah ceramah tentang kekuatan Ramadhan yang meremajakan dan bertahan lama selama masa-masa sulit ini.

Dikutip di Khaleej Times, Omar al-Darei menyebut umat Muslim yang merayakan Ramadhan dari rumah tahun ini akan mengalami pembaruan iman. Kali ini setiap umat Muslim merayakan bulan suci dengan keluarga di bawah satu atap yang sama.

Ceramah juga merujuk pelajaran dari pandemi masa lalu. Mengutip The Annals of History of the Emirates, sebuah buku yang mendokumentasikan wabah yang diderita orang-orang di wilayah tersebut, dia berbicara tentang warisan nenek moyang yang menaklukkan masa-masa sulit dengan nilai-nilai optimisme dan pembangunan masa depan yang tertanam dalam sikap mereka saat itu.

Al-Darei juga menggali lebih dalam tentang kisah-kisah dalam Alquran dan sejarah Islam. Ia menjelaskan kekuatan nilai-nilai optimisme dan pegangan masa depan.

Dalam satu contoh, ia mengingat kata-kata seorang rahib Suriah selama wabah 'Muslim bin Qutaiba' pada abad kedua Hijriyah. Ia membagikan pelajaran yang mendasarinya. "Apa pun agamamu, apa pun kepercayaanmu, kemanusiaanmu adalah fondasinya. Hidupmu adalah mercusuar cahaya."

Al-Darei juga menyentuh pada pemikiran cendekiawan Islam tentang epidemi, termasuk karya-karya Mohammed al-Tamimi, dokter dan cendikiawan abad keempat Hijriyah. Para cendekiawan menekankan pentingnya ketekunan dan perlunya untuk mengolah ketekunan selama masa epidemi. Al-Tamimi telah menghasilkan karya dan buku yang berharga, berjudul The Book of Perseverance by Air Purification and Avoidance of Epidemic Harms.

Ceramah ini mendorong refleksi yang mendalam dan diskusi yang hidup antara Syekh Mohamed bin Zayed dilanjutkan dengan perwakilan penguasa Abu Dhabi di Wilayah al-Ain Syekh Tahnoun bin Mohammed al-Nahyan, Menteri Toleransi Syekh Nahyan bin Mubarak al-Nahyan, Ketua Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf Dr Mohammed Matar al-Kaabi, dan Penasihat Pengadilan Putra Mahkota Abu Dhabi Dr Hamdan Musallam al-Mazrouei.

Diskusi tersebut mencakup beberapa pertanyaan dan refleksi oleh para tamu terhormat. Topik-topik yang diangkat terutama menyoroti pentingnya nilai-nilai kolektif nasional dalam mengatasi tantangan saat ini. Pembicaraan juga menyentuh inisiatif dan proyek yang dipimpin oleh UEA dalam beberapa tahun terakhir, yang telah membantu membangun fondasi yang lebih kuat bagi negara ini dalam menghadapi krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sesi kajian lantas diakhiri dengan masukan oleh Syekh Mohamed bin Zayed yang menekankan pentingnya menjaga kesabaran selama bulan suci dan masa-masa sulit ini. Yang Mulia juga mengatakan, semua orang di UEA, baik warga negara maupun penduduk, bekerja sama untuk kesejahteraan dan keamanan negara ini. Kerajaan merasa bangga dengan kehadiran semua pihak dan tidak membeda-bedakan cinta yang mereka berikan kepada negara tersebut.

"Krisis ini akan berlalu, tetapi perlu kesabaran. UEA, dengan semua rakyatnya, kuat," ujarnya dikutip di Khaleej Times, Kamis (30/4).

Acara lantas ditutup dengan penghargaan kepada para pahlawan tanpa tanda jasa dari seluruh UEA. Mereka menunjukkan bagaimana nilai-nilai yang mendasari rakyat dan semangat solidaritas Badui telah mendorong banyak warga dan penduduk UEA untuk melakukan upaya luar biasa dalam melayani negara.

Penghargaan tersebut mencakup kesaksian dari pengemudi pengiriman, petugas kesehatan, pilot, dan pekerja supermarket, yang berbicara tentang kebanggaan serta kehormatan mereka yang besar. Mereka memberikan bantuan dan dukungan pada saat sulit, bahkan jika itu berarti tidak melihat keluarga mereka pada penghujung hari.

Terpopuler