Senin 27 Apr 2020 09:15 WIB

UII Lantik Belasan Dokter Secara Daring

Rektor UII mengajak dokter-dokter mengasah rasa empatinya.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Kampus UII Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UII Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ada yang berbeda dari Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dokter yang digelar Universitas Islam Indonesia (UII) pada periode XLIX. Dilaksanakan di tengah-tengah pandemi Covid-19, kegiatan itu diselenggarakan secara daring.

Walau secara daring, pelantikan dan pengambilan sumpah itu menghadirkan secara lengkap perangkat acara. Mulai panitia, pembawa acara, pembaca Alquran, Rektor dan Dekan, Dinas Kesehatan DIY, Kemenag Kabupaten Sleman sampai pembaca doa.

Terdapat 13 dokter yang terdiri dari sembilan dokter perempuan dan empat dokter laki-laki mengikuti agenda yang dihelat Kamis (23/4) tersebut. Tidak meratanya pendistribusian dokter di Indonesia menjadi pesan penting yang disampaikan.

Rektor UII, Prof Fathul Wahid mengatakan, mereka harus menjadi dokter Muslim yang baik. Ada tiga ciri dokter Muslim yang baik seperti memiliki kompetensi keilmuan luas dan memiliki pemahaman praktik keislaman yang istiqomah. "Terakhir, profesionalisme yang tinggi," kata Fathul.

Ia menekankan tiga hal yang perlu diingat dalam mendefinisikan profesionalisme. Sebagai profesional, mereka harus mengasah kemampuan komunikasi yang baik tidak cuma keterampilan berbicara tapi sekaligus keterampilan dalam mendengarkan.

Fathul mengingatkan, dokter yang baik seharusnya tahu kapan mulai berbicara dan kapan mata serta telinga terjaga. Ia menegaskan, cara dokter mengomunikasikan informasi kepada pasien sama pentingnya dengan informasi yang dikomunikasikan.

Selain itu, Fathul mengajak dokter-dokter mengasah rasa empatinya. Ia menilai, sangat penting seorang dokter memahami mulai dari merasakan, menghayati dan menempatkan diri sendiri layaknya yang dialami pasien tanpa harus tenggelam.

Menurut Fathul, keinginan yang tulus membantu pasien termasuk hal yang sangat penting untuk dimiliki seorang dokter. Sebab, dokter yang tulus dalam membantu pasien tentu akan membuatnya menjadi pribadi yang disukai pasien itu sendiri.

"Hal ini akan memudahkan aktivitas dokter karena pasien lebih terbuka untuk memberi informasi yang sebenarnya. Saya berharap minimal mengasah komunikasi, empati dan ketulusan bisa Anda kembangkan, meskipun Anda sudah lulus," ujar Fathul.

Dekan Fakultas Kedokteran UII, dr Linda Rosita turut berharap, dokter-dokter mampu mewarnai hari-hari dengan pengabdian karena tenaga kesehatan sangat dibutuhkan. Terlebih, pada masa pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung.

"Jadilah dokter yang mampu berperan dalam situasi sulit sekalipun karena dokter adalah benteng terakhir dalam upaya penanganan Covid-19," kata Linda. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement