Penjelasan UAS tentang Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Red: Hasanul Rizqa

Sabtu 25 Apr 2020 20:51 WIB

ilustrasi shalat tarawih Foto: Republika/mgrol100 ilustrasi shalat tarawih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alhamdulillah, kita sampai pada bulan suci Ramadhan. Selain berpuasa, banyak ibadah-ibadah lainnya yang khas Ramadhan. Di antaranya adalah shalat tarawih.

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, istilah tarawih belumlah dikenal. Istilah itu baru muncul dalam era sahabat, khususnya zaman pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.

Baca Juga

Tiap malam Ramadhan, kaum Muslimin melakukan shalat qiyam Ramadhan dengan diselingi istirahat tiap dua rakaat yang ditutup salam. Inilah asalnya penamaan tarawih. Secara kebahasaan, tarwiih berarti 'istirahat.'

Di zaman Nabi SAW, istilah untuk ibadah ini adalah qiyam Ramadhan. Berbeda dengan puasa, qiyam Ramadhan alias shalat tarawih hukumnya sunah yang sangat dianjurkan. Waktu pelaksanaannya adalah, sesudah (bakda) shalat isya pada malam hari hingga terbitnya fajar selama bulan Ramadhan.

Berapa rakaat?

Ada yang menyarankan shalat tarawih itu 11 rakaat, yang di dalamnya termasuk tiga rakaat witir. Cara shalat itu adalah: tiap dua rakaat, salam, sehingga diakhiri dengan satu rakaat witir.

Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam buku 99 Tanya Jawab Seputar Shalat menerangkan. Cara “empat rakaat, empat rakaat plus tiga rakaat witir” bukanlah maksud daripada hadis riwayat Aisyah.

Hadis itu selengkapnya berbunyi. "Dari Abu Salamah bin Abdirrahman, ia bertanya kepada Aisyah RA, 'Bagaimanakah shalat Rasulullah SAW di bulan Ramadhan?'

Aisyah RA menjawab, 'Rasulullah SAW tidak pernah menambah di dalam Ramadhan dan di luar Ramadhan lebih dari 11 rakaat.

Beliau shalat empat rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian, beliau shalat empat rakaat jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian, beliau shalat tiga rakaat.'"

Menurut UAS, hadis itu bermakna, Nabi SAW shalat empat rakaat, kemudian berhenti untuk istirahat, lalu shalat empat rakaat lagi untuk menggenapkan keseluruhan tarawih.

Tentang shalat 23 rakaat

Ada pula yang menyarankan shalat tarawih itu 20 rakaat, yakni termasuk tiga rakaat witir. Hal itu berdasarkan keyakinan, tak ada keterangan yang pasti tentang jumlah rakaat shalat tarawih (qiyam Ramadhan) yang dikerjakan Nabi Muhammad SAW.

Rujukannya kemudian perilaku para sahabat Nabi SAW dan generasi tabiin. Mengutip buku Argumentasi Tarawih 20 Rakaat: Risalah Amaliah Kaum Nahdliyin (disusun Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Jawa Barat), Musnad Ibn al-Ja’d menyebutkan sebagai berikut.

"Mereka (para sahabat Nabi SAW) melaksanakan shalat malam pada masa Umar bin Khaththab RA pada bulan Ramadhan sebanyak 20 rakaat."

Cara shalat itu adalah: tiap dua rakaat, salam, sehingga diakhiri dengan satu rakaat witir. Dalam pada itu, ada lima kali istirahat.

Terpopuler