Mengapa Rasulullah SAW Anjurkan Segera Berbuka Puasa?

Red: Nashih Nashrullah

Sabtu 25 Apr 2020 04:30 WIB

Umat Islam dianjurkan menyegarakan berbuka puasa ketika Ramadhan. Ilustrasi berbuka puasa dengan kurma. Foto: Pxhere Umat Islam dianjurkan menyegarakan berbuka puasa ketika Ramadhan. Ilustrasi berbuka puasa dengan kurma.

REPUBLIKA.CO.ID,  Di antara keberkahan itu ialah setiap amal ibadah orang yang berpuasa dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan dibalas dengan 10 hingga 700 kali lipat. Dan khusus pahala puasa, Allah SWT sendiri yang langsung membalasnya (HR Muslim).

Dalam hadis yang lain, suatu amal kebajikan (sunnah) di bulan Ramadhan nilai pahalanya seperti menunaikan amalan wajib (fardhu) di bulan yang lain dan menunaikan amalan wajib nilai pahalanya sama dengan mengerjakan 70 kali amalan wajib di bulan lain. (HR Ibnu Khuzaimah). Allahu Akbar. 

Baca Juga

Dan salah satu amalan ibadah sunnah yang hendaknya mendapatkan perhatian serius dari orang yang berpuasa adalah menyegerakan berbuka puasa. Rasulullah SAW bersabda, “Manusia akan selalu baik selama mereka cepat berbuka.” (HR Muttafaq alaih).

Dalam sunnah amaliyah Rasulullah SAW, seperti yang telah diriwayatkan oleh Anas RA bahwa beliau berbuka puasa dengan memakan beberapa buah kurma setengah matang. Jika tidak ada, beliau memakan beberapa buah kurma masak. Jika tidak ada, beliau hanya meneguk beberapa tegukan air sebelum melaksanakan sholat Maghrib. (HR Ahmad).

Rasul SAW tidak pernah menunaikan sholat Maghrib (pada bulan Ramadhan) sebelum berbuka puasa, meskipun beliau hanya berbuka dengan meminum air putih. (HR Abu Ya'la). Hal ini menunjukkan pentingnya menghidupkan sunnah menyegerakan buka puasa.

Ada hikmah besar di balik perintah untuk menyegerakan berbuka puasa. Pertama, untuk menghidupkan sunnah Nabi SAW. Berkata Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, telah berkata Imam Syafii, “Mempercepat berbuka puasa adalah perbuatan yang disunnahkan dan mengakhirkannya bukanlah perbuatan yang diharamkan kecuali apabila menganggap bahwa mengakhirkan berbuka puasa terdapat keutamaan di dalamnya.”

Kedua, sebagai pembeda dengan pemeluk agama lain. Rasulullah SAW bersabda, “Agama Islam akan selalu menang selama para pemeluknya mempercepat berbuka (puasa) karena orang Yahudi dan Nasrani selalu mengakhirkannya.” (HR Abu Dawud).

Ketiga, dapat menyegarkan badan. Hal ini pernah dikatakan oleh Imam Al-Muhallib, “Hikmah dari menyegerakan berbuka puasa adalah agar orang yang berpuasa itu tidak semakin berat dengan menahan lapar lebih lama. Selain itu, agar badan segar kembali sehingga lebih kuat dalam beribadah di malam hari.”

Hal ini tampak dari doa berbuka puasa yang telah diajarkan oleh Rasul SAW. “Dzahabadz dzama'u wabtalatil 'uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah” (Rasa dahaga telah hilang, urat kerongkongan telah basah, dan pahala ditetapkan, insya Allah). (HR Abu Dawud).

Agar waktu berbuka puasa semakin bertambah berkah, hendaknya orang yang berpuasa memanfaatkannya untuk berdoa. Sebab, di antara waktu yang mustajab untuk berdoa adalah waktu menjelang berbuka puasa.

Dari Abdullah bin Amar berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang berpuasa tatkala berbuka doanya tidak akan ditolak.” (HR Ibnu Majah). Dalam hadis yang lain, “Tiga golongan yang doanya tidak akan ditolak ialah doa pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika berbuka, dan doa orang yang teraniaya.” (HR Tirmidzi). Dalam riwayat yang lain, “Dan doa orang yang berpuasa sehingga ia berbuka.”