Trump Doakan Muslim Jalani Ibadah Ramadhan dengan Tenang

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah

Jumat 24 Apr 2020 08:34 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta Muslim juga melakukan pembatasan diri sebagaimana Paskah. Foto: AP Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta Muslim juga melakukan pembatasan diri sebagaimana Paskah.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden AS Donald Trump pada Kamis (23/4) menyampaikan doa untuk umat Islam yang menjalani ibadah bulan suci Ramadhan 1441 Hijriyah. Dia berdoa agar umat Muslim dapat menikmati waktu Ramadhan ini dengan nyaman.

"Selama beberapa bulan terakhir, semua telah melihat betapa pentingnya kekuatan doa selama masa-masa sulit. Hari ini, dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, saya berdoa agar mereka menemukan kenyamanan dan ketenangan dalam imannya," kata Trump dalam sebuah pesan yang dikutip di Anadolu Agency, Jumat (24/4).

Baca Juga

Lebih lanjut, Trump menuturkan, bagi jutaan orang di seluruh dunia, bulan suci Ramadhan ini adalah kesempatan untuk memperbarui dan memperkuat iman mereka melalui serangkaian ibadah. "Melalui puasa, sholat, membaca Alquran, dan amal-amal kebaikan," tutur Trump.  

Trump dalam pesan itu menyebutkan, perbuatan-perbuatan itu sangat selaras dengan nilai-nilai universal yang dikenalkan oleh agama Islam. "Seperti perdamaian, kebaikan, dan cinta serta rasa hormat terhadap orang lain," tambahnya. 

Trump, 19 April lalu, menyatakan harapannya kepada umat Islam di AS untuk menjaga jarak sosial selama Ramadhan sebagaimana orang Kristen melakukannya dalam perayaan Paskah. Hal ini disampaikan Trump setelah seorang komentator konservatif mempertanyakan apakah umat Islam akan diperlakukan sama dengan orang Kristen yang melanggar aturan jarak sosial. 

"Saya akan mengatakan mungkin ada perbedaan. Dan kita harus melihat apa yang akan terjadi. Karena saya telah melihat perbedaan besar di negara ini. Mereka mengejar gereja-gereja Kristen tetapi mereka tidak cenderung mengejar masjid," kata Trump.

Saat ditanya apakah para pemimpin umat Islam akan menolak mengikuti aturan jarak sosial, Trump menjawab, "Tidak, saya tidak berpikir begitu." "Saya seseorang yang percaya pada iman. Dan yang penting bukanlah iman Anda. Tetapi politikus kita tampaknya memperlakukan agama yang berbeda dengan cara yang sangat berbeda,” kata Trump.

Seperti diketahui, di awal kepemimpinannya Trump dituduh sebagai presiden AS yang anti-Muslim. Salah satu tindakan pertamanya saat memasuki Gedung Putih adalah ia melarang pelancong dari beberapa negara mayoritas Muslim.