Senin 20 Apr 2020 16:27 WIB

RS Rujukan Diprioritaskan Rawat Pasien Sakit Berat

Pasien gejala sedang diarahkan dirawat di RSD Wisma Atlet.

Petugas medis penanganan COVID-19 mengenakan baju Alat Pelindung Diri (APD) ketika berada di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan khusus pasien COVID-19 Martha Friska di Medan, Sumatera Utara, Kamis (2/4/2020). Rrumah sakit rujukan diprioritaskan untuk merawat pasien dengan gejala berat.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas medis penanganan COVID-19 mengenakan baju Alat Pelindung Diri (APD) ketika berada di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan khusus pasien COVID-19 Martha Friska di Medan, Sumatera Utara, Kamis (2/4/2020). Rrumah sakit rujukan diprioritaskan untuk merawat pasien dengan gejala berat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo menekankan bahwa rumah sakit rujukan diprioritaskan untuk merawat pasien yang menderita sakit berat, serius dan kritis. Dalam telekonferensi pers usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/4), Doni mengatakan dalam manajemen rumah sakit untuk menangani infeksi virus Corona, pasien dengan gejala sedang akan diarahkan untuk dirawat di rumah sakit darurat seperti Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.

Sedangkan bagi pasien dengan gejala ringan, pemerintah menerapkan untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing dengan terus dipantau oleh Dinas Kesehatan setempat. “Ini menyangkut manajemen RS, bahwa RS rujukan diprioritaskan kepada pasien yang sakit berat, serius dan kritis,” ujarnya.

Baca Juga

Doni mengatakan hingga saat ini gugus tugas dengan para tenaga medis terus bekerja keras untuk memastikan pasien terkait Covid-19 memperoleh perawatan yang baik. Untuk mendukung para dokter dan perawat, Gugus Tugas mencatat terdapat 25 ribu relawan yang akan dikerahkan.

Puluhan ribu relawan tersebut disebar ke berbagai daerah sesuai kebutuhan wilayah masing-masing. Relawan tersebut di daerah akan berkoordinasi dengan jajaran pemerintah daerah dan tim gugus tugas tingkat wilayah.

“Kepada para gubernur/bupati/wali kota juga telah kami sampaikan agar relawan ini terintegrasi dalam satu susunan organisasi yang langsung di bawah kendali ketua gugus tugas di tingkat provinsi, kabupaten, kota sehingga tenaga-tenaga relawan ini akan bisa optimal untuk kepentingan-kepentingan yang prioritas,” ujarnya.

Dalam pembukaan rapat Senin ini, Presiden Joko Widodo meminta rumah sakit perlu membenahi sistem rujukan dan manajemen penanganan pasien Covid-19. Hal ini dilakukan agar kapasitas rumah sakit mampu menangani pasien Covid-19.

"Ini untuk atasi ‘over capacity’ (kelebihan kapasitas) dari rumah sakit rujukan yang kita miliki. Betul-betul manajemen harus diatur," kata Presiden.

Jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia saat ini sebanyak 6.760 orang. Selain itu, terdapat penambahan pasien sembuh sebanyak 61 orang sejak Ahad (19/4) hingga Senin (20/4) sehingga jumlah pasien sembuh saat ini sebanyak 747 orang. Total pasien meninggal dunia sebanyak 590 orang.

Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Indonesia saat ini sebanyak 181.770 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebantak 16.343 orang. Pasien dalam pengawasan ini yang dijadikan prioritas pemerintah untuk dilakukan pemeriksaan PCR.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement