REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masjid tidak hanya menjadi tempat shalat dan mengaji tapi juga ibadah lainnya, termasuk pergerakan sosial. Masjid dengan kekuatan sosial dan ekonominya membantu warga tidak mampu yang berada di lingkungan masjid. Apalagi di saat krisis akibat pandemi Covid-19, peran masjid semakin penting menjadi pusat bantuan.
Sekretaris DKM Masjid Jamie Keramat Luar Batang, Daeng Mansyur Amin, menyampaikan bahwa masjid tidak hanya melakukan kegiatan sosial saat krisis saja, tapi sudah menjadi rutinitas. Salah satunya adalah Masjid Luar Batang, yang selalu memiliki kegiatan sosial, memberikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan. "Bukan sekarang saja, tapi sudah sejak dulu, masjid memberikan bantuan ke lingkungan," Daeng Mansyur, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (19/4).
Dalam kondisi normal saja, kata Daeng Mansyur, Masjid Luar Batang memberikan santunan kepada yatim untuk wilayah RW 1, 2, dan 3 sekitar Rp 40 juta perbulan. Bahkan dana sebesar itu di luar santunan untuk janda dan fakir miskin. Beberapa waktu lalu, Masjid Luar Batang juga memberikan bantuan sebanyak sekitar 3 ton beras untuk pengurus, marbot dan juga masyarakat lingkungan sekitar masjid.
"Alhamdulillah kalau masjid luar batang itu udah melakukan. Jadi memang ada kegiatan seperti itu, kegiatan lainnya bantuan untuk yatim juga selalu ada buat janda," tutur Daeng Mansyur.
Sebelummya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas berpendapat bahwa masjid bisa dimanfaatkan sebagai pos komando (posko) bantuan dalam menangani wabah Covid-19. Terutama bantuan makanan bagi masyarakat miskin jika kebijakan karantina wilayah diterapkan pemerintah pusat.
"Masjid itu bentuknya bisa bermacam-macam. Tetapi umumnya setiap masjid ada halamannya, ada selasarnya dan ruangan untuk tempat ibadah. Saya rasa halaman dan selasar masjid tersebut bisa dimanfaatkan untuk posko bantuan," ucap Anwar.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
