Ramadhan Sudah Dekat, Jelaskan Anak Makna Puasa

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda

Kamis 16 Apr 2020 19:47 WIB

Anak sahur dengan mata tertidur. Ayah dan ibu perlu menjelaskan kepada si kecil tentang makna puasa. Foto: Savitri Icha Khairunnisa Anak sahur dengan mata tertidur. Ayah dan ibu perlu menjelaskan kepada si kecil tentang makna puasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika anaknya sudah masuk usia sekolah dasar, orang tua biasanya lebih ketat dalam melakukan pembiasaan puasa Ramadhan. Psikolog anak Ine Indriani mengajak, ayah dan ibu untuk memberi penjelasan kepada anandanya soal berpuasa mengingat bulan suci sudah hampir tiba.

"Inilah saatnya memberi informasi kepada anak bahwa sebentar lagi kita puasa," ujar Ine ketika dihubung Republika.co.id belum lama ini.

Baca Juga

Ine mengajak orang tua untuk menjelaskan kepada anaknya gambaran tentang puasa. Ia menyarankan agar anak diajak berpuasa secara bertahap, tak langsung satu hari penuh.

"Tanyakan pula pendapat anak mau puasa sampai jam berapa, sehingga anak juga berperan untuk berpuasa," kata Ine.

Begitu Ramadhan tiba, Ine menganjurkan agar orang tua melatih buah hatinya puasa. Bisa dimulai dengan puasa setengah hari.

"Atau kalau pukul 10.00 WIB anak tidak kuat, perbolehkan dia makan," ucap Ine.

Di lain sisi, menurut Ine, anak perlu dikondisikan seperti orang yang sedang berpuasa. Meskipun anak makan tiga kali sehari sesuai jadwal biasanya, tetaplah mengondisikannya seperti puasa.

"Misalnya habis makan, anak ajak puasa lagi, dikondisikan, sehingga dia merasa feel-nya puasa."

Ine mengatakan, orang tua sebaiknya mempertebal keyakinan terhadap kemampuan anak. Hindari rasa khawatir berlebihan seolah anak tidak bisa.

"Jangan under estimate kemampuan anak," ujarnya.

Selain itu, Ine menyerukan agar orang tua tidak membandingkan anak dengan anak lainnya. Ia menganggap bahwa perlakuan seperti itu tidak baik untuk diterapkan.

"Jangan katakan, misalnya, dia saja bisa, kamu juga bisa loh," ucapnya.