Jumat 17 Apr 2020 18:03 WIB

WFH Momentum Eratkan Hubungan dengan Keluarga

WFH bisa jadi momen membahagiakan tanpa mengabaikan tanggung jawab.

Banyak karyawan yang masih bekerja di kantor. Kebijakan work from home jadi momentum menghangatkan hubungan dengan keluarga.
Foto: WAHYU PUTRO A/ANTARA FOTO
Banyak karyawan yang masih bekerja di kantor. Kebijakan work from home jadi momentum menghangatkan hubungan dengan keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Akibat wabah Covid-19 yang merebak secara masif, pemerintah mengeluarkan kebijakan work from home (WFH) untuk menghambat laju penularan. Sementara itu, kebijakan lockdown belum menjadi pilihan dengan berbagai alasan.

Para ASN dan karyawan swasta diimbau memindahkan aktivitas dari kantor ke rumah. Bagi sebagian pekerja tentu menjadi hal yang tidak biasa, momen langka. Apalagi, bagi beberapa pekerja dengan jadwal padat. Bahkan, waktu untuk diri dan keluarga kadang tersita.

Di sinilah momen 'membahagiakan' itu hadir walau dalam situasi sulit karena adanya wabah. Orang tua yang selama ini bekerja hingga family time kadang dapat dipenuhi, dengan adanya WFH dapat mengeratkan relasi antarkeluarga.

Mereka bisa berbagi cerita, bermanja, dan bersukacita dengan anggota keluarga lainnya. Momen langka yang membahagiakan. Di tengah suasana sulit ini, kita belajar untuk mengendalikan perasaan dan pikiran.

Namun, perlu ditekankan, WFH bukanlah momen berleha-leha, melupakan tugas yang dibebankan karena terjebak dalam kebahagiaan, yakni berkumpul bersama keluarga tercinta. WFH bisa jadi momen membahagiakan tanpa mengabaikan tanggung jawab.

Nurmia Yasin Limpo, Makassar, Sulsel

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement