REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta menerima bantuan 250 set Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dan 800 coverall suit yang diberikan Baznas Bazis DKI Jakarta. Peralatan APD ini untuk petugas penanganan Covid-19, di bawah koordinasi Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, serta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta.
Penyerahan bantuan diberikan secara simbolis oleh Ketua Baznas Bazis DKI Jakarta, Lutfi Fathullah, kepada Ketua II Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemprov DKI Jakarta, Catur Laswanto, di Pendopo Balai Kota pada Senin (6/4) siang.
"Alhamdulillah pada hari ini, kami BAZNAS BAZIS DKI Jakarta ikut berpartisipasi menangani korban Covid-19, dengan hari ini kami menyerahkan 250 set APD lengkap yang kami serahkan untuk Dinas Pertamanan dan Hutan Kota untuk para penggali kubur dan pengurus kuburan," kata Ketua Baznas Bazis DKI Jakarta, Lutfi Fathullah
Ia mengatakan setidaknya ada 800 cover saja, bajunya untuk mereka, untuk Damkar, serta mereka yang akan mengurusi pemulasaran jenazah. "Dan ini insyaAllah akan kami berikan secara simbolis kepada Asisten Kesra Pemprov DKI Jakarta," tambah Lutfi.
Ketua II Gugus Tugas Penanganan covid-19 Pemprov DKI Jakarta, Catur Laswanto, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Baznas Bazis DKI Jakarta yang berkolaborasi dalam upaya penanganan covid-19 di Ibu Kota.
Ia menyebut, bantuan APD dan coverall suit tersebut akan digunakan khusus oleh petugas yang selama ini melakukan pemulasaran maupun pemakaman jenazah terkait Covid-19, baik berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan pasien yang terkonfirmasi positif covid-19.
"Ini menjadi sangat penting artinya bagi Pemprov DKI Jakarta karena mereka, para petugas yang melakukan pemulasaran maupun pemakaman jenazah juga memiliki risiko tinggi untuk tertular," kata Catur.
Melihat data korban yang meninggal terus bertambah, perlengkapan ini sangat penting, karena dari waktu ke waktu angka meninggal menjadi sangat tinggi. Karena itu, tentu saja harus memastikan keamanan bagi para petugas pemulasaran dan pemakaman jenazah, betul-betul harus mendapat perhatian. "Sehingga mereka tidak tertular, dan mereka aman di dalam melaksanakan tugas-tugasnya," ujar Catur.
Lebih lanjut ia menjelaskan, prosedur pemakaman khusus ini berlaku tidak hanya untuk jenazah pasien positif covid-19, namun juga ODP dan PDP yang hasil tesnya belum keluar atau belum dilakukan saat pasien sudah meninggal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
