Selasa 31 Mar 2020 19:40 WIB

5.200 Pemudik Diperkirakan akan Masuk Majalengka

Para perantau yang hendak mudk diharakan punya kesadaran mencegah penyebaran Covid-19

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Warga yang sedang mudik ke kambung halamannya (ilustrasi)
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Warga yang sedang mudik ke kambung halamannya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Sebanyak 5.200 perantau diperkirakan akan mudik ke Kabupaten Majalengka sampai dengan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri mendatang. Untuk itu, pemda setempat berharap agar para perantau yang hendak pulang kampung itu memiliki kesadaran untuk ikut mencegah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Majalengka.

Hal itu diungkapkan Bupati Majalengka, Karna Sobahi. Dia mengatakan, data tersebut diperolehnya berdasarkan hasil kajiannya bersama dengan Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kabupaten Majalengka. "Dengan telah diumumkannya larangan mudik pada tahun ini, ternyata telah mendorong mereka pulang lebih awal," ujar Karna, Selasa (31/3).

Baca Juga

Karna menyatakan, Pemkab Majalengka telah mengantisipasi kedatangan para perantau tersebut. Di antaranya dengan mewajibkan setiap pendatang untuk lapor ke posko di kecamatan atau desa. Di posko tersebut, akan dilaksanakan penyemprotan, penjelasan dan penyuluhan mengenai Covid-19.

Selain itu, para pendatang yang baru tiba di Kabupaten Majalengka juga diminta isolasi diri selama 14 hari. Hal itu sesuai dengan rekomendasi para ahli selama ini untuk melihat masa inkubasi Covid-19. "Saya mengimbau kepada para pendatang untuk betul-betul menahan diri tetap berada di rumah (selama 14 hari)," kata Karna.

 

Bagi pendatang yang merasakan indikasi panas, batuk dan sesak napas, diminta untuk memeriksakan diri ke Puskesmas. Setelah memeriksa, nantinya petugas Puskesmas akan menindaklanjuti, apakah harus dirujuk atau cukup istirahat di rumah.

Karna mengungkapkan, kondisi itu akan berjalan dan terkendali secara efektif manaka semua pihak dan kalangan bersikap pro aktif. Selain itu, semua kalangan juga diharapkan gotong royong, membentuk posko dari mulai tingkat kabupaten, kecamatan, desa, RW/RT, kelompok pemuda serta ormas keagamaan/kemasyarakatan.

"Mencegah mudik tidaklah mudah, variabelnya sangat komplek, menyangkut multi kepentingan. Karena itu, upanya pengendalian dan koordinasi sangat penting," tegas Karna.

Sementara itu, berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Majalengka, saat ini tercatat ada satu orang warga Kabupaten Majalengka yang positif Covid-19. Selain itu, ada enam orang pasien dalam pengawasan (PDP) dan 124 orang dalam pemantauan (ODP). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement