Senin 30 Mar 2020 22:59 WIB

Pesta Sakura dan Ancaman Pandemi Covid-19 di Tokyo

Larangan berkumpul mengindari wabah Corona bersamaan dengan pesta Sakura di Jepang..

Rep: Putra M Akbar/ Red: Yogi Ardhi

Warga mengambil foto bunga sakura saat salju yang turun tanpa musim di Shibuya, Tokyo, Jepang, Ahad (29/3). Gubernur Tokyo Yuriko Koike telah meminta penduduk untuk tinggal di rumah pada akhir pekan 28-29 Maret di tengah peningkatan tajam dalam jumlah infeksi virus corona COVID-19 di Tokyo (FOTO : KIMIMASA MAYAMA/EPA-EFE)

engunjung melihat dan mengambil foto bunga sakura saat salju yang turun tanpa musim di Shibuya, Tokyo, Jepang, Ahad (29/3), sementara pemerintah Tokyo memperingatkan untuk menghindari kerumunan karena melihat bunga sakura untuk mencegah infeksi virus Corona (Covid-19). Gubernur Tokyo Yuriko Koike telah meminta penduduk untuk tinggal di rumah pada akhir pekan 28-29 Maret di tengah peningkatan tajam dalam jumlah infeksi virus corona COVID-19 di Tokyo (FOTO : KIMIMASA MAYAMA/EPA-EFE)

Pengunjung berjalan melalui bunga sakura di Taman Ueno, dimana dilarang untuk mengadakan pesta melihat bunga sakura musim ini, di Tokyo, Jepang, Ahad (29/3), sementara pemerintah Tokyo memperingatkan untuk menghindari kerumunan karena melihat bunga sakura untuk mencegah infeksi virus Corona (Covid-19). Gubernur Tokyo Yuriko Koike telah meminta penduduk untuk tinggal di rumah pada akhir pekan 28-29 Maret di tengah peningkatan tajam dalam jumlah infeksi virus corona COVID-19 di Tokyo (FOTO : KIMIMASA MAYAMA/EPA-EFE)

Pengunjung melihat dan mengambil foto bunga sakura saat salju yang turun tanpa musim di Shibuya, Tokyo, Jepang, Ahad (29/3), sementara pemerintah Tokyo memperingatkan untuk menghindari kerumunan karena melihat bunga sakura untuk mencegah infeksi virus Corona (Covid-19). Gubernur Tokyo Yuriko Koike telah meminta penduduk untuk tinggal di rumah pada akhir pekan 28-29 Maret di tengah peningkatan tajam dalam jumlah infeksi virus corona COVID-19 di Tokyo (FOTO : KIMIMASA MAYAMA/EPA-EFE)

Seorang pria mengambil gambar bunga sakura di sebuah kuil saat salju turun di Tokyo, Jepang, Ahad (29/3). Gubernur Tokyo Yuriko Koike telah berulang kali meminta 13 juta penduduk kota itu untuk tinggal di rumah akhir pekan ini, dengan mengatakan bahwa ibukota berada di ambang ledakan infeksi virus (FOTO : Jae C. Hong/AP)

Dua pengunjung mengambil gambar bunga sakura di sebuah kuil saat salju turun di Tokyo, Ahad (29/3). Gubernur Tokyo Yuriko Koike telah berulang kali meminta 13 juta penduduk kota itu untuk tinggal di rumah akhir pekan ini, dengan mengatakan bahwa ibukota berada di ambang ledakan infeksi virus (FOTO : Jae C. Hong/AP)

Salju menempel di bunga sakura di Tokyo, Jepang, Ahad (29/3). Gubernur Tokyo Yuriko Koike telah berulang kali meminta 13 juta penduduk kota itu untuk tinggal di rumah akhir pekan ini, dengan mengatakan bahwa ibukota berada di ambang ledakan infeksi virus (FOTO : Jae C. Hong/AP)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Kecintaan warga Jepang akan bunga Sakura mampu membuat mereka abai akan bahaya wabah virus corona. Pemberlakuan imbauan larangan berkumpul bagi warga Tokyo harus berhadapan dengan tradisi pesta melihat bunga sakura di taman-taman Tokyo. Sama halnya saat virus ini berkembang di Cina saat perayaan tahun baru yang dinanti-nanti etnis Cina saat itu.  

Pemerintah pun setempat melarang perayaan pesta-pesta di taman terkait bunga sakura. Tokyo dihadapkan pada risiko kemungkinan lockdown metropolitan Tokyo karena lebih dari 430 orang telah dites positif terhadap virus corona di ibukota Jepang dan 1.827 orang positif di Jepang. 

sumber : EPA-EFE, AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement