Selasa 24 Mar 2020 15:00 WIB

Manula Ditemukan Meninggal dan Terabaikan di Spanyol

Akibat Covid-19 manula ditemukan meninggal dan terabaikan di Spanyol

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Dua manula berjalan mengenakan masker di Ourense, sebelah barat laut Spanyol, pada Sabtu (21/3). Akibat Covid-19 manula ditemukan meninggal dan terabaikan di Spanyol.
Foto: Brais Lorenzo/EPA
Dua manula berjalan mengenakan masker di Ourense, sebelah barat laut Spanyol, pada Sabtu (21/3). Akibat Covid-19 manula ditemukan meninggal dan terabaikan di Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID - Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robles mengatakan tentara yang bertugas mengatasi virus corona tipe baru atau Covid-19 menemukan sejumlah orang lanjut usia tidak terurus dan meninggal di tempat tidur rumah mereka. Penemuan mencengangkan ini muncul ketika Spanyol mengalami peningkatan drastis akan jumlah kematian akibat Covid-19.

Robles mengatakan para anggota Unit Keadaan Darurat Militer telah menemukan mayat-mayat ketika mereka menjalankan tugas mereka. Unit Keadaan Darurat Militer bertugas mendisinfeksi dan memantau karantina rumah para warga.

Baca Juga

"Selama beberapa kunjungannya, tentara telah melihat beberapa orang tua yang benar-benar ditinggalkan. Bahkan beberapa orang mati di tempat tidur mereka," kata Robles pada program TV Ana Rosa dikutip laman berita Guardian, Senin (24/3).

Robles menerangkan perlakuan tak manusiawi seperti itu tidak akan ditoleransi dan siapa pun yang mengabaikan tanggung jawab mereka akan dituntut. "Kami akan menjadi keras kepala atas hal ini dan kami memiliki pesan yang sangat jelas: bobot penuh hukum akan jatuh pada mereka yang tidak memenuhi kewajiban mereka," ujarnya menambahkan.

Hingga Selasa (24/3), kematian akibat virus di Spanyol mencapai 2.311 jiwa. Sedangkan jumlah kasus yang dikonfirmasi telah meningkat menjadi 36.136 kasus. Meningkatnya jumlah kematian telah meningkatkan tekanan pada rumah sakit dan rumah duka di sekitar Madrid.

Otoritas kesehatan regional juga harus membuat kamar mayat darurat di Palacio de Hielo, sebuah gelanggang es besar di timur laut ibu kota. "Ini adalah tindakan sementara dan luar biasa yang dimaksudkan untuk mengurangi rasa sakit keluarga korban dan situasi di rumah sakit Madrid," kata pemerintah daerah, Senin.

Pemerintah Spanyol juga mulai mendistribusikan hampir 650 ribu alat tes cepat deteksi Covid-19. Kit pengujian dikeluarkan untuk staf rumah sakit yang berada pada garis depan penanganan virus, orang tua di rumah perawatan, dan orang-orang di daerah yang paling terpengaruh oleh virus.

"Sekitar 12 persen dari semua yang didiagnosis terinfeksi Covid-19, sekitar 3.910 orang adalah petugas kesehatan," kata pemerintah pada Senin pagi. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez telah meminta Uni Eropa untuk menghasut 'Marshall plan' untuk melawan dampak ekonomi dari krisis dan mengumumkan bahwa keadaan darurat negara itu akan diperpanjang hingga 11 April.

Wakil Presiden Sanchez, Carmen Calvo, dilaporkan dirawat di rumah sakit untuk perawatan infeksi saluran pernapasan. Dua menteri kabinet dan istri perdana menteri, Begona Gomez juga dinyatakan positif terkena virus corona.

Pihak berwenang di Madrid, tempat hampir sepertiga kasus negara itu dilaporkan, telah mendirikan rumah sakit lapangan besar di dalam pusat konferensi utama ibu kota. Fasilitas di pusat Ifema, yang menampung pasien pertama selama akhir pekan, dapat menampung 5.500 orang.

Spanyol telah mengisolasi wilayah sejak 14 Maret. Orang-orang di negara itu hanya diizinkan keluar untuk membeli makanan atau obat-obatan atau mencari bantuan medis. Kepala Pusat Darurat Kesehatan Spanyol Fernando Simon mengatakan pembicaraan tentang penularan memuncak pada pekan ini.

"Ini akan menjadi hari yang penting karena mencapai puncak tidak berarti segalanya telah diselesaikan. Itu berarti kita harus melipatgandakan upaya kita untuk menjamin kita tidak mengambil langkah mundur," ujarnya.

Wali kota Madrid, Jose Luis Martinez-Almeida, mengatakan bahwa pengurus kota akan berhenti mengumpulkan mayat korban virus corona mulai Selasa (24/3). Hal ini dilakukan karena mereka tidak memiliki bahan pelindung yang diperlukan untuk memastikan keselamatan mereka sendiri.

Dalam sebuah surat kepada Menteri Kesehatan Spanyol, Jose meminta lebih banyak sumber daya. "Saya harap Anda sadar akan gawatnya situasi jika pekan ini kita menemukan diri kita tidak dapat mengubur dan mengkremasi orang-orang yang menjadi korban Covid-19," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement