Ahad 25 Feb 2018 05:25 WIB

Politisi PKS Dominasi Capres Berbasis Massa Islam

Anis Matta menempati posisi pertama dengan elektabilitas 1,5 persen.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Didi Purwadi
Anis Matta dan Fahri Hamzah (kiri)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Anis Matta dan Fahri Hamzah (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media Survei Nasional (Median) menggelar hasil survei terkait elektabilitas calon presiden (capres) 2019. Dalam survei yang digelar selama periode 1-9 Februari tersebut, Median juga melakukan survei elektabilitas capres dari kalangan politisi basis Islam.

Direktur Eksekutif lembaga survei Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun, menyebut Anis Matta menempati urutan pertama sebagai capres yang meraih suara terbanyak dari kalangan politisi basis Islam. ''Pemilih atau akar rumput PKS sebanyak 45,0 persen memilih Anis sebagai Presiden RI,'' kata Rico saat memaparkan hasil survei elektabilitas capres 2019 di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (22/2).

Mantan Presiden PKS itu menempati posisi pertama daftar capres dari politisi basis Islam dengan elektabilitas 1,5 persen. Posisi kedua ditempati oleh politisi PKS lainnya, Fahri Hamzah, dengan elektabilitas 0,9 persen.

Satu lagi politisi PKS yang berhasil masuk posisi lima besar yakni Ahmad Heryawan. Gubernur Jawa Barat itu menempati posisi keempat dengan elektabilitas 0,6 persen. Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan, selisih 0,2 persen di bawah gubernur NTB, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, yang berada di posisi ketiga.

Posisi berikutnya ditempati oleh Mahfudz MD (0,5 persen), Rhoma Irama (03, persen) dan Muhaimin Iskandar (0,2 persen). Romahurmuzy dan Zulkifli Hasan berada di posisi sembilan dan sepuluh dengan elektabilitas di bawah 0,1 persen.

Populasi survei yang dilakukan Median Survei Nasional yakni seluruh warga yang memiliki hak pilih. Target sampelnya 1.000 responden dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi PROV dan gender. Hasil survei menunjukkan dinamika politik yang terjadi selama masa pengambilan data. Quality control dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement