Selasa 15 Aug 2017 09:20 WIB
Sambut HUT ke-72 RI

Dedi Mulyadi: Kita Seharusnya Terima Kasih ke Belanda

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
 Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menilai, penjajahan Belanda terhadap Indonesia selama 350 tahun, ada sisi positifnya. Sisi positifnya itu, Indonesia memiliki tatanan pengelolaan irigasi yang baik. Sehingga, areal persawahan bisa teraliri air saat musim kemarau. Serta, saat musim penghujan bisa meminimalisasi kebanjiran. Tak hanya itu, karena penjajahan Belanda ini, pemerintahan Indonesia punya aset dengan hamparan tanah yang luas (perkebunan).

"Kita seharusnya berterima kasih kepada Belanda. Karena kita memiliki tatanan irigasi yang baik dan aset pemerintah yang luas," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, kemarin.

Jadi, penjajahan selama 3,5 abad tersebut ada sisi positifnya. Tidak melulu negatif. Jika tak di jajah Belanda, lanjut Dedi, Indonesia belum tentu mengerti akan tatanan pengelolaan air. Termasuk, membuat pintu-pintu untuk mengatur keluar-masuknya air ke areal persawahan.

"Pintu air buatan Belanda itu, awet. Karena, mampu berusia lebih dari 50 tahun. Bahkan, sampai sekarang pun sisa peninggalan Belanda itu masih ada di setiap saluran irigasi," ucap dia. Akan tetapi, sekarang ini, pintu dengan kondisi yang masih baik, bisa dihitung jari. Selebihnya, dalam kondisi rusak. Akibat tidak dipelihara.

Tak hanya tatanan air, Belanda juga mewariskan bagaimana negara memiliki aset kekayaan. Maka, dibentuklah perkebunan-perkebunan yang sekarang menjadi perusahaan BUMN. Jika tak ada perusahaan milik negara ini, bisa jadi tanah-tanah perkebunan yang luas itu dikuasai perorangan ataupun kelompok. Lalu, seiring dengan berjalannya waktu, tanah itu dijual ke swasta.

"Jadi, kalau tak ada Belanda, negara bisa jadi tak memiliki aset apapun. Karena itu, pada HUT RI ke 72, kami mendoakan supaya perusahaan BUMN jangan sampai merugi. Karena, perusahaan itu milik negara," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement